Kisah Si Alif Kecil

Langit hening..Menghiasi sang alif yg dirundung kesedihan.Disaat deras nya hujan yg tak bersahabat, Ia tak tau akan kemana hrs mengadu.Ditengah keterbatasannya si alif kecil pun hanya bisa menangis. Isak tangisnya menggemparkan alam raya. Tapi Pohon hanya bisa terdiam dan langit pun semakin menunjukan amarahnya dengan kilatan petir yang menyambar.

Mata alif sayu, semuanya kini terasa hampa. Tak ada keteduhan hati saat ini. Yang tersisa hanya jelaga kepedihan yang semakin berkerak di beranda jiwa nya. Lalu si alif pun berjalan dan terus berjalan menyusuri waktu, tak henti-hentinya ia berdoa dan beribadah, tapi ternyata keberuntungan belum berpihak kepada nya tak ada perubahan yang ia rasa.

Si alif kemudian bertanya dalam hatinya "apa salah ku sehingga terasa berat langkah hidup ku ya Rob?". Disebuah lorong itu, Terlihat sesosok perempaun bermata sendu menagis di emperan sebuah toko. "ini memang kesalahan ku yang ahrus aku tebus" Gumam nya. Teringat oleh nya memori yang masih terekam di ingatannya... Bagaimana ia dulu. ALif adalah seorang anak pembantah, keras kepala dan pemboros. 

Masa lalau itu begitu menyakitkan baginya. Saat ia habiskan semuanya hanya untuk memikirkan kesenangan diri sendiri. Alif tak sadar bahwa ada ribuan jalan yang mendaki yang harus ia tempuh untuk mencapai puncak.Ia tak sadar bahwa kepingan-kepingan uang yang ia pake adalah hasil tetesan keringat peluh orang tuanya yang menyisihkan sedikit demi sedikit untuk masa depan nya.

Dan Saat ini semua terasa berbeda. Alif sudah terasa asing dengan dunianya. "Alif kecil saat ini bukanlah alif kecil yang bunda kenal" terucap kata-kata itu yang miris di dengar oleh setiap orang yang mendengarnya. Sambil tidur beralaskan lantai diemperan toko itu ia hanya beratapkan langit."Aku sudah lemah dan pasrah" lanjut nya. Alif kecil tersadar dengan semua akibat yang harus diterima akibat kelakuannya...Tapi sayang semuanya hanya penyesalan.

"Tapi aku tak akan menyerah" kata alif sambil menghapus air matanya yang terurai.." Sekalipun tak ada lagi orang yang peduli dengan nasibku aku harus merubah garis hidup ku sendiri" jawaban dalam hatinya. Setelah sekian lama ia terjaga, dari kejauhan terdengar suara adzan yang menggema.Tak lama kemudian alif pun kemudian meninggalkan lorong itu dan melangkahkan kaiknya disebuah musola di tepi jalan. 

Alif punkemudian membersihkan dirinya dengan wudhu. Menapaki tikar yang tergelar di lantai dan mulai menjalankan ibadah seraya berdoa kepada Gusti Allah ingkang moho Agun agar ia bisa menghadapi semua ujian dan selalu terjaga dari segala tipu daya."Allahu Akbar" terdengar jelas suara imam saat memimpin solat. Gerakan dan lafadz2 doa yang diuntaikan saat sholat ia nikmati dengan kehusyuan.

Sampai pada akhirnya saat Takhyat akhir terdengar sang imam mengakhiri solat dengan ucapan "Asalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh". Alif pun mengikutinya dengan khusuk. Dalam ketenangan nya saat itu ia pun kemudian menengadahkan tanggannya dan berdoa " Duh Gusti Kuatkanlah hamba untuk menjalani semua ujian mu... Ampunilah semua dosa2 ku dan dasa keluarga ku..Berikanlah kelapangan hati dan pikirannya ya Rob..Kuatlah aku... Ya latif...Tuhan yang maha lembut..Lembutkan lah hati hambamu ini..dan berikanlah jalan keluar akan semua masalah"

Hari demi hari bulan berganti bulan ia lewati dengan penuh sabar dan tawakal. Cobaan ini bener-benar tak mudah bagi nya. Tapi entah mengapa saat ia dihadapkan pada gambaran kemiskinan orang-orang yang lalu lalang ia temui di tumpukan rumah-rumah kardus itu maka alifpun saat ini menjadi pribadi yang berbeda... Ia kemudian memutuskan untuk pulang dan meminta ampun dengan semua keluarga nya.

Ini pun tak mudah. Ia masih harus membuktikan kepada orang tua nya kan semua perubahan nya.Dan berkat kegigihannya ia semakin sukses dan mendapatkan titik terang... Dengan kesuksesannya ia bisa mendapatkan kepercayaan lagi dari orang tuanya dan lebih bijak menghadapi hidup...."kini alif sudah berbeda bunda" alifpun tersenyum dan memulai hidupnya mulai dari nol...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kata-Kata Mutiara

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata” aku turut berbahagia untukmu ”

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB