PEREMPUAN BERTUDUNG PUTIH

Perampuan bertudung putih itu menyapa ku pagi tadi...Tampak jelas rautan wajah-wajah yang tak kenal lelah. Entah lah... Di usia nya yang telah senja ia masih berdikari dengan waktu.. Anak2 nya pun tak perduli dengan keadaannya sekarang... Allahu Akbar.... Benar-benar menyayat hati. Tanpa ragu, Tak mengenal lelah...Perempuan bertudung putih itu pun telah pasrah. Air mata pun sudah tak lagi bisa mengalir dari mata sayu nya.Enam puluh tahun yang lalu saat ia terlahir, ia sudah belajar dari ketiadaan. Sampai ia dipertemukan dengan sang pemuja yang ia puja..hingga memiliki jundi-jundi kecil yang di asuh nya hingga ia dewasa. 

Tapi kini perempuan bertudung putih itu pun telah letih. Sang pemuja nya telah tiada. Tak ada lagi air mata, hanya kenangan yang tersisa.Ia pun kemudian bercerita tentang kehidupan nya kini. Tak tau kenapa jundi-jundi yang ia besarkan dengan kasih sayang kini telah lama menghilang. Kini mereka telah dewasa dan ingin terbang bebas tak terkurung. Entahlah...Kenapa mereka meninggalkan ibu nya sendiri.

Akal sehat ku pun tak bisa menerima ini. "Dimanakah hati nurani anak-anak itu?" celoteh ku. Ternyata jelaga hatinya tak bisa di putihkan lagi karena egonya. Anak itu tak ingat masa ia disayang dan dimanja. " Ah biarkan saja" gumam ku. "Sekarang ibu harus melanjutkan hidup ibu. Biarkan nanti mereka tanggung segala akibat karena telah membiarkan ibu seperti ini" Lalu perempuan itu berkata " Ibu sudah memafkan mereka nak" 

Ketabahan perempuan berkrudung putih ini telah memberikan ku pelajaran.Sebagai seorang jundi yang dibesarkan orang tuaku, sudah selayaknya kini aku merawat dan membantu nya.Tak ada alasan untuk mengelak karena itu akan membuat sengsara kelak. Tak terasa ternyata perbincangan kami pun menjadikan ibu ini merasa lega. ia bkemudian berkata "Alhamdulilah....sekarang ibu sudah lega rasanya setelah bercerita dengan mu" ujarnya. 

Waktu saat ini menunjukan pukul 06:00 WIB.SaatPerempuan itu beranjak menjauh dari tempat duduk yang ku tempati...Tatapan mata ku pun sejenak berubah. Aku jadi sedih... Entah kenapa aku jadi berfikir bagaimana nanti kalau aku meninggalkan orang tua ku untuk menikah dan jauh dari nya? Aku tak bisa meninggalkan nya..Aku tak bisa jauh dari nya... Karena ibu selalu ada saat ku menangis..Ibu selalu ada saat aku terpuruk.Ibu selalu ada saat ku sakit dan mengeluh karena nya. Bahkan saat ini etika bertubi-tubi ujian menimpa ku.. ibu meneguhkan ku untuk sabar dan tak lupa ingat sama yang maha pencipta.

"Aku sudah ngak punya ibu" Ada komentar yang membuat ku miris di catatan ini saat ku membaca nya di facebook. Bertambah kesedihan ku saat membaca nya. Oh Tuhan..berikan kekuatan kepada nya dan kepada ku saat aku harus menghadapi kenyataan itu.Aku tak bisa membayangkan..Ketika ditinggalkan oleh nya. "Ini tak boleh terjadi... karena aku masih ingin bersama nya ya rob" gumam ku...

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kata-Kata Mutiara

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata” aku turut berbahagia untukmu ”

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB